Apa yang kita lakukan saat bertemu kawan? Di jalan, di kantor, di mal, dimanapun? Tentu saja berinteraksi. Pertanyaan yang mudah sekali dijawab. Berkomunikasi. Bertukar informasi. Tegur sapa. Bercerita. Mengeluarkan statement, pernyataan.
Tapi sejauhmana kita sering terjebak dalam pernyataan-pernyataan rancu? Sejauhmana kita merenung dan menyikapinya? Seperti menilai gelas setengah isi, ada yang menilai hampir penuh, ada juga yang bilang hampir habis. Ada yang bilang syukurlah masih setengah, ada yang mengeluh aduh kok tinggal separoh.
***
Salah satu pernyataan yang sering terlontar dan agak membahayakan dalam pemaknaannya adalah : "Aduh Mas, jangankan yang HALAL, yang HARAM aja susah."
***
Dari sisi negatif, pernyataan di atas bisa saja berarti tidak masalah haram yang penting dapat. Bisa juga diartikan halal atau haram bukan soal. Atau bisa juga, aah sedikit ini paling-paling dimaafkan.
Pertanyaan penting, pernahkah kita melihat dari sisi sebaliknya? Sisi positif. Apa? Hmm, pernyaatan balasan berikut bolehlah dijadikan pertimbangan: "Udah tau sama-sama susah, kok pilih yang haram? Aneh."
12 April 2011. Cara memandang mempengaruhi tindakan kita. Pandanglah dari sisi yang sebaik mungkin. Mudah-mudahan tindakan kita juga menjadi baik.