Cara Memandang

Kamis, 27 Januari 2011

Sepertinya pola dan tata cara berpikir saya mulai bergeser. Dulu sering dapat wangsit cuma dari kamar kecil pas buang-buang isi perut. Sekarang malah bisa dapat dimana saja. Pengaruh nulis blog kali ya, mulai terbiasa untuk berpikir dimana saja kapan saja.

Lagi-lagi dapat inspirasi di jalan. Ke kantor dengan gaya melamun sok anggun. Selo (baca: Slow), santai. Tau-tau disalip mobil pengangkut karet basah.. hmm.. ambune rek ra ketulungan*.

Melihat, memperhatikan, merenungkan.

Terpikir, karet kan bau. Tapi karet menghasilkan uang. Berarti uang sama dengan bau.

“Karet = Bau; Karet = Uang; jadi Uang = Bau”

Terpikir, andai karet diganti dengan parfum yang wangi, maka uang sama dengan wangi.

“Parfum = Wangi; Parfum = Uang; jadi Uang = Wangi”

Perbandingan di atas bukan dalam arti sebenarnya. Hanya sebatas analogi saja bahwa kita bisa menilai sesuatu dalam arah yang berbeda dan hasil penilaianpun berbeda bergantung pada pembandingnya. Dalam contoh tersebut kita bisa memandang uang dalam kacamata wangi dan tidak wangi. Dalam tatanan lebih luas kita bisa menilai pemandangan dalam indah tidak indah, menilai pemimpin dalam hal bijak tidak bijak, menilai kegiatan dalam manfaat tidak manfaat.

Dan biasanya pengalaman tiap-tiap individu sangat mempengaruhi penilaian. Yang terbiasa berlaku positif dan diperlakukan baik, cenderung berpikir positif. Begitu pula sebaliknya.

Lebih baik berprasangka baik terhadap semua hal daripada berpikir negatif padahal bisa jadi sangkaan kita tidak betul.


27 Januari 2011. Sesuatu bisa dipandang baik atau tidak bergantung dengan pembandingnya, siapa yang membandingkan.

3 komentar:

  1. RIo Saputra mengatakan...:

    http://newblogcamp.com/kontes/kontes-unggulan-cermin-berhikmah silahkan kunjungi alamat ini agar bisa di ikutsertakan ke dalam lomba...

    Buruan..karena ada peluang menang kelihatannya,

  1. Anonim mengatakan...:

    pinter amat ngubung2in kata dan kosakata
    kuliah dimana to dulu ??

  1. afadin mengatakan...:

    @Rio : Terimakasih informasinya. Saya ikut, dengan judul 'Tugas Kita adalah Berusaha'. Mohon doa dan dukungannya.
    @AhmadFi : Terimakasih pujiannya. Saya kuliah di jurusan Teknik Informatika, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Mengenai menghubungkan kata hanyalah kebiasaan semata. Tapi mungkin pengaruh keturunan juga; katanya waktu hamil saya, ibu ngidam berpantun dan berpuisi; nenek dan kakek dari ibu saya berasal dari Sumatra Barat, yang dari dulu terkenal pandai bersajak dan pandai menghubung2kan kata, sejak kecil saya sudah sering dengar kata2 berima.

Posting Komentar

katokito.blogspot.com