APA BETUL YANG KITA PERJUANGKAN INI BENAR?

Kamis, 30 Desember 2010

Beberapa hari ini kita disibukkan (lagi) dengan isu perseteruan antara Indonesia dan Malaysia. Ya, timnas sepakbola kita Indonesia bertemu langsung dengan mereka Malaysia di final piala AFF 2010. Kitapun terbawa euforia. Semua disangkutpautkan. Menyebar cela dan hina dari mulut ke mulut, dari forum ke forum, bahkan pihak media pun ikut-ikutan. Bicara hubungan sepakbola dengan simbol dan harga diri bangsa. Sebagian bertingkah seakan kita musuh besar mereka.

Sebenarnya apa yang terjadi kawan? Bukankah kita serumpun dengan mereka? Bukankah kita saudara? Malaysia sering memperdaya kita. Betul. Teringat banyak kejadian yang menyesakkan akan perlakuan kasar mereka. Sebut saja kasus Ambalat, kasus musik Keroncong, kasus Batik, kasus Reog, kasus TKI, dan mungkin masih ada lagi yang kau lebih tau kawan. Terakhir kasus penggunaan laser hijau di lapangan tanggal 26 Desember silam. Lantas kita harus bagaimana? Apakah kita harus memusuhi mereka dengan sangat? Haruskah kita menghujat? Apakah yang kita perjuangkan ini benar?

Terlintas tanya, kenapa mereka begitu jahatnya? Saya tidak pernah tau perseteruan ini dimulai karena apa? Apakah kita pernah menyakiti mereka? Saya memang belum tau apakah pernah kita melukai harga diri mereka. Kecuali di forum-forum dunia maya kita saling menghujat. Mereka kata-katai kita, kita balas mengatai mereka. Mereka balas mengatai lagi, kita balas lagi. Menjadikan ini sebuah lingkaran setan. Saling balas. Dendam. Ya, saya lebih suka berpikir kita lebih benar daripada mereka. Apa betul?

Bukan masalah siapa yang benar. Tapi bagaimana kita menyikapinya? Tidak semua akan bertindak serupa meski memiliki sebab yang sama. Mungkin karena perseteruan tak berujung ini, sebagian marah dan balas berlaku kasar. Jangan kawan. Jangan marah dan kasar. Kita orang-orang besar, orang-orang beradab tidak sama dengan mereka. Mereka memang kasar. Tapi kita tidak perlu balas mengasari mereka. Bisa jadi mereka iri dengan kedigdayaan dan sejarah bangsa kita. Tidakkah kau tau, hampir tidak ada yang bisa mereka banggakan selain Upin Ipin dan Isabela. Ups, jadi kebawa emosi. Maaf. Maaf.

Balik lagi ke yang tadi. Mungkin kita benar. Dan kebenaran harus diperjuangkan. Tapi ingat juga untuk berjuang dengan cara yang bersih dan benar. Tidak semua orang akan bertindak serupa meski memiliki penyebab yang sama. Apa yang membedakan? Luasnya wawasan, pikiran positif, pandangan jauh ke depan, dan mentalitas yang telah terdidik dengan hal-hal baik. Faktor pendidikan? tidak juga karena ternyata tidak begitu besar peranannya. Makin tinggi pendidikan tidak berbanding dengan perilaku tertentu.

Kawan, luasnya wawasan bisa dilihat dari cara menyikapi lawan. Pandangan dan mentalitas bisa dinilai dari tingkah saat menghadapi masalah. Kita mengerti, mereka yang berwawasan sempit dan bermental bobroklah yang suka saling menyakiti dan mengasari. Bersikaplah elegan. Berpikir jernih, banyak hal lain yang bisa dilakukan daripada menghabiskan waktu dengan hujatan dan dendam. Salut saya terhadap supporter Indonesia di GBK tadi malam. Menerima hasil dengan lapang dada. Mungkin kita belum juara AFF, tapi kita telah memenangkan banyak hal dari sana. Lapang dada dan tepa selera; persatuan berbagai elemen bangsa. Pelajaran yang telah lama terlupa. Garuda di dadaku. Semangat juang di jiwaku. Kebenaran idamanku.

Saat ini bolehlah kita berbangga diri. Tapi ingat tidak berhenti sampai di sini. Masih banyak yang harus dipelajari. Benahi hati. Siapkan diri. Suatu saat nanti kita yang akan tegakkan panji.

30 Desember 2010. CINTA DAMAI. Bukan maksud menyinggung dan melukai hati siapapun.

0 komentar:

Posting Komentar

katokito.blogspot.com