Jangan Tersia Sisa Usia

Selasa, 28 Desember 2010

ISTIMEWA. Tapi bukan bicara soal Yogyakarta, melainkan usia saya. Genap sudah seperempat abad. Seperempat, genap apa ganjil? Tata bahasa yang aneh. Ah sudahlah. Gak terasa sudah 25. Sisanya berapa lagi ya?

Bingung harus bersuka atau berduka. Banyak hal sudah terlewati. Susah – Senang. Sedih – Bahagia. Gelap – Terang. Pahit – Manis. Meski harus diakui, separuh hidup saya tersiakan. Terkenang, kesombongan, keisengan, kebohongan, kesoktauan, keonaran, dan banyak ragam kenakalan. Salah dan khilaf terlaku. Semoga salah termaafkan. Semoga dosa terampunkan.

Sepenggal pesan dari seorang kawan, waspadalah akan kelengkapan; berhati-hatilah akan kesempurnaan. Kawan lain berpesan, ada hikmah di balik kejadian; jangan tersia usia yang tersisa. Kawan lain lebih banyak yang mendoakan kesuksesan. Terima kasih kawan. Atas doa dan pesan terhatur.

25 menjadi tonggak. Kesalahan menjadi pembelajaran. Untuk tidak terulang di hari kemudian. Saatnya menatap jauh. Melenggang memanggul harapan. Sejauh mungkin, sebisa mungkin, lebih dalam berlaku kebaikan. Membawa manfaat bagi lingkungan.

Terima kasih Tuhan. Telah beri usia panjang. Telah beri kesempatan. Bukakanlah pintu pertobatan. Beri hamba kekuatan untuk berjalan di jalur yang terang. Amin.

28 Desember 2010. Berbenah diri. Inginkan yang terbaik, untuk semua.

0 komentar:

Posting Komentar

katokito.blogspot.com