Belajar..

Jumat, 04 Februari 2011

Tau BAB? Maaf, Buang Air Besar.

BAAB? Buang Air Agak Besar. J

Kalo BATB? Hmm.. apa ya? Bukan. Bukan. Yang ini tidak ada hubungannya dengan buang-buang air. Ini singkatan ciptaan sendiri, sekedar inovasi, biar tidak terus-terusan sensi, baca tulisan saya yang tidak seksi, karena sering ngangkat tema basi.

Baiklah. B-A-T-B.. Belajarlah Agar Tak Buta.

Maaf, sama sekali tidak bermaksud mendeskreditkan kawan-kawan yang punya kekurangan penglihatan (tunanetra). Bahkan kita semua tau, kawan yang punya kekurangan di fisik justru punya kelebihan di bidang lain, termasuk yang buta secara fisik, malah banyak jadi panutan.

Yang saya maksud di sini sebuah analogi, lebih ditegaskan pada orang yang buta pikirannya karena kurang ilmu. Kurang belajar. Yang dapat berimbas pada cara berpikir yang melenceng dan sikap mental yang salah. Penyakit yang kemudian berkembang, menular dan membentuk sekumpulan orang-orang berpikiran sempit. Bahkan, kita bisa lihat orang yang berpendidikan tinggipun bisa terkena penyakit ini. Apa buktinya? Sering kok kita lihat di tv, sikap mental yang negatif, mudah marah, pecah konflik, emosi labil, pengambil keputusan yang tidak bijak, bangga sebagai narapidana, menjabat pimpinan selamanya, menghujat sana sini, makan kawan, unjuk kekerasan, dan lainnya. Maaf jika saya salah, mohon diluruskan.

Melihat. Mendengar. Memperhatikan. Mengkaji. Merenungkan.

Dua analogi yang akan saya bagi ini bukan barang baru, cerita lama. Tapi tetap menarik untuk diulik, dan tentu saja unik.

Pertama, kisah empat orang buta yang diminta mengenali gajah. Sedang keempatnya belum pernah tau tentang hewan paling berbobot di daratan itu. Karena keterbatasan waktu, masing-masing mereka hanya sempat meraba satu bagian tubuh; kaki, telinga, belalai, ekor.

Apa yang terjadi? Keempatnya mengambil kesimpulan yang berbeda. Yang pegang kaki bilang gajah seperti batang pinang. Yang pegang telinga bilang seperti kipas. Yang lain beda lagi. Lantas apakah mereka salah? Rasanya tidak juga, tapi ada baiknya mereka diberi kesempatan lagi biar bisa meraba/mempelajari gajah lebih jauh dan jawabannya jadi lebih benar. Jadi? Eits tunggu dulu. Jangan terburu menyimpulkan. Masih ada satu kisah lagi. Sekedar bahan perbandingan.

Kisah seorang buta dari lahir. Satu hari diberkahi kesempatan melihat sekejap dan satu-satunya binatang yang dia lihat adalah ayam. Apa yang terjadi? Saat kawannya bercerita tentang hewan lain, misalnya cerita kambing, maka dia otomatis membandingkannya dengan ayam dan bertanya rupa kambing sambil membayangkan bentuknya dibanding ayam. Kenapa? Karena pengetahuannya sebatas ayam.

Melihat. Mendengar. Memperhatikan. Mengkaji. Merenungkan.

Kisah tadi kita analogikan ke dalam proses belajar. Jika kita hanya sekali belajar, apalagi belajarnya sekejap saja, kita akan sama seperti dua kisah si buta di atas, ilmu yang terbatas. Pengambilan kesimpulan yang terbatas. Dan ini akan diperparah jika mengidap penyakit tambahan berikut:

  1. Gedang ota, ngota bae. Besar mulut padahal ilmu terbatas. Pembicaraan jadi tidak mutu. Kadang sekedar bicara tanpa aksi. Bahasa kerennya not action talk only.
  2. Senang membantah dan suka mendebat. Tidak terima masukan. Senang menyela. Ego tinggi. Merasa paling besar, paling benar, paling pintar.
  3. Sering mengeluh. Pandai beralasan. Menyalahkan pihak lain atas kegagalan diri.

Memang tidak begitu terlihat masalahnya untuk hal-hal umum dan biasa. Tapi jika kurang ilmu, bicara soal agama atau politik, bisa-bisa memicu debat kusir, keputusan tidak bijak, salah tafsir, penghujatan, konflik.

Yang paling penting disadari, minimal ada satu orang yang paling dan akan sangat dirugikan saat tidak memperbarui ilmu, tidak upgrade kemampuan, yaitu diri sendiri. Dunia terus berkembang, kitapun sudah seharusnya berkembang.


4 Februari 2011. Mencerna ke dalam. Memperhatikan diri. Sepertinya saya masih kurang ilmu. Semangat belajar.

3 komentar:

  1. Ummi Ubay mengatakan...:

    kalo rei keseringan mengeluh sebelum mencoba^^
    hihi..
    nice post mas
    jangan sampai kita digelar pak ota/ bu ota hihii

  1. Anonim mengatakan...:

    ini seperti lagunya Sheila on 7
    lihat degar rasakan

    *halah

    belajar lah dr sejak buaian sampai liang lahat !!!

  1. afadin mengatakan...:

    @Ria Chikarei : makasih dah mampir. Tak perlu mengeluh, tak perlu takut. Selama tidak melanggar moral dan agama, lakukan saja. Pengalaman baru menantimu. Cobalah, kemudian lihat apa yang terjadi.

    @ahmedFiKreatif : SO7, bangga pernah kuliah di Jogja sering lewat basecamp mereka.. :)
    sayangnya, banyak dari kita merasa cukup belajar setelah tamat sekolah/kuliah, knp ya?

Posting Komentar

katokito.blogspot.com