Green Your Mind

Minggu, 13 Februari 2011


Green your mind. Hijaukan pikiranmu.
Bicara tentang penghijauan, teringat tentang hutan gundul yang harus dihijaukan. Hutan gundul yang bisa menyebabkan banjir. Hutan gundul yang menyebabkan berkurangnya tempat penyimpanan karbon. Penumpukan karbon yang menyebabkan efek rumah kaca, yang berujung pada pemanasan global.

Pemanasan Global ala Wikipedia
Tentu sebagian besar dari kita – terutama para penulis dan tentu saja para juri dalam kontes ini – paham betul tentang pemanasan global (global warming), sebab terjadi, dan solusi terbaik untuk mencegahnya. Tapi izinkanlah saya menerangkannya kembali.
Berdasarkan informasi yang disampaikan wikipedia, penulis mencatat beberapa hal penting, yaitu:
  • Pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi.
  • Beberapa hal yang diragukan para ilmuan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain.
  • Penyebab pemanasan global adalah efek rumah kaca, efek umpan balik, dan variasi matahari.
  • Dampak pemanasan global diantaranya iklim mulai tidak stabil, peningkatan permukaan air laut, suhu global cenderung meningkat, gangguan ekologis, dampak sosial dan politik. Dan tentu akan ada dampak susulan di bidang lainnya.
  • Perdebatan tentang pemanasan global. Tidak semua ilmuan setuju tentang keadaan dan akibat dari pemanasan global. Beberapa pengamat masih mempertanyakan apakah suhu benar-benar meningkat. Yang lainnya mengakui perubahan yang telah terjadi tetapi membantah bahwa masih terlalu dini untuk memprediksi tentang keadaan di masa depan.
  • Cara untuk mengendalikan pemanasan global yaitu dengan menghilangkan karbon; dan persetujuan internasional (perjanjian Kyoto).
Dari apa yang dituliskan di wikipedia, ada tiga pendapat ilmuan mengenai ada tidaknya pemanasan global, yaitu:
  1. Sebagian ilmuan mempertanyakan apa benar suhu meningkat.
  2. Sebagian ilmuan mengakui telah terjadi perubahan, tapi menyatakan masih terlalu dini membuat prediksi.
  3. Telah terjadi, karena itu diteliti sebab terjadinya, akibatnya ke depan, dan cara mencegah agar tidak semakin parah.
Berpikir baik itu baik, bolehlah berpihak pada pendapat satu dan dua, dan selesai sampai di sini. Tapi berpikir waspada juga baik, mengkaji pendapat ketiga. Sejauhmana kita mengenal dan peduli dengannya. Kendala apa yang dihadapi. Apa yang sebaiknya dilakukan.

Pengetahuan dan Sikap
Baiklah, sudah ditetapkan untuk bersikap waspada. Karena pemanasan global sudah di depan mata. Dan kengerian menguntit di belakangnya. Jadi janganlah lagi menunda-nunda. Memperluas wacana. Teguhkan hati mantapkan jiwa. Ikhlas dan sukarela dalam proses penyelamatan dunia.
Pengetahuan masyarakat sangat penting peranannya. Asalkan diikuti juga dengan perilaku yang sesuai.
Mengutip tulisan DR. Dr. Taufik Pasiak, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Manado dalam majalah Suara Muhammadiyah No. 24/Tahun ke-95. Tak semua orang akan bertindak serupa meski memiliki penyebab yang sama. Apa yang membedakan? Luasnya wawasan, pikiran positif, pandangan jauh ke depan dan mentalitas yang telah terdidik dengan hal-hal baik. Faktor pendidikan tidak dicantumkan karena ternyata faktor ini tidak begitu besar peranannya. Makin tinggi pendidikan tidak berbanding lurus dengan perilaku tertentu.
Karena keterbatasan waktu, penulis memang tidak melakukan riset dan penelitian tentang pengetahuan masyarakat. Tapi dari beberapa pertanyaan ringan terhadap orang sekitar dan brainstorming ide dengan kawan dan kerabat, didapat kesimpulan ada tiga jenis individu masyarakat dalam kaitannya dengan pengetahuan tentang pemanasan global, yaitu:
  1. Polos, orang yang benar-benar tidak tahu.
  2. Acuh, orang yang tidak mau tahu atau tahu tapi tidak peduli.
  3. Bijak, orang yang tahu dan peduli, seperti para penyelenggara kontes ini.
Untuk yang masuk dalam kategori Bijak, penulis mengucapkan terimakasih yang sangat besar atas kepeduliannya.
Untuk kategori Polos, dengan promosi yang baik, gencar dan intens diharapkan mereka berevolusi menjadi orang dalam kategori ketiga, Bijak.
Kategori kedualah yang paling ditakuti dan perlu diwaspadai sepak terjangnya. Mereka perlu dirangkul lebih. Bisa jadi bukan karena tidak mau membantu. Tentu ada alasan di baliknya. Berikut faktor yang mungkin menjadi penyebab:
  • Memang kebutuhan masyarakat dan tidak ada komitmen dari pihak produsen. Contoh yang paling umum, paling bawah, paling menjangkau masyarakat, penggunaan kantong plastik (kresek), botol minuman plastik, makanan siap saji, makanan instan. Bukan karena tidak tahu, tapi sangat butuh. Memang beberapa produsen sudah mencantumkan logo daur ulang dalam kemasannya, tapi hampir tidak pernah disinggung dalam promo semisal iklan.
  • Alternatif yang diberikan tidak mudah. Dalam arti lain bisa jadi mahal, tidak maksimal penggunaannya atau sulit didapat. Misal kami warga Bengkulu tidak tahu dimana mendapatkan kantong kertas sebagai pengganti kantong kresek.
  • Banyak hal lain yang mendesak untuk dipikirkan. Boro-boro memikirkan pemanasan global, untuk kehidupan sehari-hari saja tidak pasti. Bahkan ada yang tidak peduli kesehatan. Seperti yang terjadi di sepanjang aliran Sungai Itam Bengkulu. Sungai ini banyak mengandung endapan batubara. Penduduk sekitar yang kurang mampu, bahkan sampai ke anak usia sekolah menghabiskan waktu untuk mendulang, tanpa menyadari bahaya yang menguntit. Jangankan memikirkan pemanasan global, untuk kesehatan dan hidupnya pun tidak terpikirkan dengan jernih.
  • Tidak adanya aturan yang jelas, kurangnya campur tangan pemerintah. Memang ada undang-undangnya, tapi implementasi kurang. Terlihat seakan tidak serius. Semisal di Kota Bengkulu, berdasarkan informasi dari RBTV – salah satu TV lokal Bengkulu, penghijauan sebanyak 30% dari luas wilayah kota belum tercapai.

Terus Berjuang
Terlepas dari sikap dan perilaku masyarakat peduli atau acuh, ada atau tidaknya dukungan pemerintah, tidak ada alasan untuk berhenti berjuang.
Langkah apa yang bisa kita tempuh? Banyak. Banyak sekali. Cukuplah penulis membeberkan beberapa garis besar di antaranya:
  • Promosi yang gencar. Bisa lewat iklan TV atau seruan di media cetak, atau pengadaan lomba-lomba semisal lomba menulis.
  • Pengadaan program peduli lingkungan. Seperti seminar, training camp, talk show.
  • Pembentukan komunitas. Tempat berkumpulnya para pejuang. Menampung ide-ide cerdas. Turun ke jalan sebagai relawan.
Mengutip beberapa pesan dari mas Ahmad Fuadi dalam buku terbarunya Ranah 3 Warna, semoga menambah motivasi dan ketulusan hati: Iza shadaqal azmu wadaha sabil – kalau sudah jelas dan benar keinginan, akan terbukalah jalan; khairunnas anfauhum linnas – sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain; berjalanlah sampai batas, berlayarlah sampai ke pulau, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang; fastabiqul khairat – berkompetisilah untuk kebaikan.
Bagaimanapun, kitalah para penghuni bumi. Sengaja atau tidak, andil kita pulalah yang akan menentukan masa depan dunia.
Menjadi pribadi yang acuh atau peduli? Tentukan pilihanmu, kemudian lihat apa yang terjadi.
Hijaukan pikiranmu. Green your mind.



15 Februari 2011. Tak bermaksud menggurui. Apalagi menasehati. Setiap kata yang tersaji. Bukan kata maki dan tidak sebatas janji. Disampaikan dari dan untuk hati. Berharap selalu terpatri. Sebagai media pengingat diri. Agar terus instrospeksi. Menggapai kesadaran suci. Mengharap ridho Ilahi.

12 komentar:

  1. Unknown mengatakan...:

    "
    wah,,,semoga sukses ja ntuk prlombaan penulisan artikel "green your mind" ..!~

  1. Ummi Ubay mengatakan...:

    dah nampil juga tulisannya^^
    semoga bisa menang
    ntar traktiran :D

  1. Nyayu Amibae mengatakan...:

    semoga menang kontesnya ya.. biar bisa di traktir pangsit pak tris... wkwkwkwkwk

  1. afadin mengatakan...:

    @semua: terimakasih kunjungan dan supportnya.. gak menang juga boleh traktiran kok.. mari2 kemari berkunjung ke Bengkulu..

  1. RIo Saputra mengatakan...:

    saya sudah di bengkulu sekarang mas,
    di tunggu y

  1. Anonim mengatakan...:

    krn gw kerja di urusan perkebunan yg sering dituduh sbg penggusur eksistensi hutan...
    klo menurutmu, Perkebunan bs g disebut sbg bagian dr hutan?

    jika pohonnya Sawit dan Karet? :D
    soale sama2 bs mengabsorb air hujan dan berfungsi selayaknya pohon.
    klo ternyata dianggap bukan hutan, mk berarti sy bertambah yakin bhw kampanye Pemanasan Global adalah kampanye Barat mencegah negara berkembang maju dan kaya dg kekayaa berupa perkebunan (sawit dan karet). :D

  1. afadin mengatakan...:

    @mas Fikri: Ups, maaf pertanyaan mengenai perkebunan tidak bisa saya jawab karena pengetahuan masih kurang. Mengenai kampanye dari barat, menurut saya memang karena kesalahan mereka(negara maju)lah kita jadi terimbas pemanasan global. Tapi semua sudah terjadi, tidak ada salahnya kita mendukung, selama untuk kebaikan.

  1. Ajeng Sari Rahayu mengatakan...:

    uraiannya panjang tapi jelas...
    sependapat sama kamu Din, semoga yang polos bisa jadi bijak dan yang acuh pada sadar trus peduli.


    semoga menang :)

  1. afadin mengatakan...:

    @Mbak Ajeng: Terimakasih dukungan dan doanya Mbak. Saya juga masih harus banyak belajar.

  1. mulai dari diri sendiri sepertinya solusi tepat mas ya.. saya setuju.. sudah waktunya kita take action dan gak hanya berteriak2 ke pemerintah minta ini/itu dll.. introspeksi akan selalu baik ko' ke sananya :p

  1. afadin mengatakan...:

    @MMK: ya mas, mudah2an dengan memulai dari diri sendiri kita bisa menularkan virus kebaikan ini..

Posting Komentar

katokito.blogspot.com