Aturan Untuk Dilanggar. Benarkah?

Selasa, 08 Februari 2011

Aturan dibuat untuk dilanggar. Statement ini selain salah juga sangat berbahaya. Meski sebatas guyonan. Beberapa kawan yang melanggar, membela diri dengan kalimat tersebut. Mengerikan. Sesat dan menyesatkan.

Aturan dibuat bukan untuk dilanggar loh, tapi sebagai acuan dalam melakukan kegiatan, apakah harus atau tidak boleh dilakukan. Dalam hal ini, aturan bersifat mengikat. Artinya jika aturan tidak ditaati, maka pelanggar harus dihukum.

Melihat. Memperhatikan. Merenungkan.

Dan ternyata oh ternyata, di sekitar kita aturan memang lebih mudah dilanggar daripada ditaati. Kok bisa? Apa yang salah? Siapa yang bertanggungjawab?

Pelanggaran terjadi karena tidak konsistennya para penegak aturan. Tidak konsekuen dengan aturan yang ditetapkan. Tidak komitmen dengan hukuman yang harus ditegakkan. Ah masa sih, apa buktinya? Baiklah.

Pertama. Yang berhak menghukum justru melanggar aturan. Misal : polisi berkendara motor tidak berhelm di jalan raya; guru merokok di depan siswa yang dilarangnya.

gambar dari blognya mas AhmedFiKreatif

Kedua. Pengajar/pendidik, pemimpin, pejabat, orang-orang yang berpengaruh mencontohkan pelanggaran. Misal : guru telat masuk kelas tapi segera keluar sebelum jam pelajaran berakhir; koruptor dihukum seadanya; polantas melanggar marka. Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Jika yang patut digugu melanggar aturan, bagaimana para penggugunya?

Aturan dibuat pasti dengan niat mencapai kebaikan. Ada hikmah di baliknya. Ada guna. Ada fungsi. Hendaknya kita mentaati aturan. Konsisten menjalani. Komitmen terhadap sanksi.


8 Februari 2011. Mohon maaf sebesar-besarnya. Tidak bermaksud menyinggung pihak tertentu. Tak bermaksud menyalahkan. Tidak pula membandingkan. Hanya ingin kebaikan dibalik tegaknya aturan. Jika ada kata yang salah, mohon diingatkan dan diluruskan.

4 komentar:

  1. Silence Heart mengatakan...:

    ketika aturan ciptaan manusia itu dilanggar, berarti ada 2 kemungkinan. Pertama aturan tersebut sudah tidak relevan lagi untuk digunakan dan mengharapkan adanya perbaikan dari aturan tersebut yang sudah jelas2 cacad.

    Kedua adalah manusianya sendiri yang tidak mau menggunakan aturan tersebut untuk kebaikan dirinya sendiri pada umumnya dan kebaikan orang lain pada umumnya.

  1. Anonim mengatakan...:

    wah, beda sama tulisanku..
    klo tulisanku tanpo tedeng aing2
    klo disini lebih sopan dan lembut
    hehehehehe

  1. afadin mengatakan...:

    @Silence Heart: betul mas. Lantas apa yang harus dilakukan ya? Mohon pencerahan..

    @mas Fikri: hehe, menyesuaikan aj mas. Yg ptg tujuannya baik.

  1. tricajus mengatakan...:

    gimana nih yg nyuruh di helm ko ga di helm

Posting Komentar

katokito.blogspot.com