Diam Bukan Berarti Setuju

Jumat, 14 Januari 2011

Ada sekolah ada ujian. Ada mengajar ada mengawas. Ada gula ada semut. Hehe.. J

Sudah lima hari ini kampus tempat saya mengabdi, melangsungkan ujian akhir semester. Seperti biasa, ujian bisa berlangsung hingga dua pekan. Sedikit berbeda dengan tempat saya kuliah dulu, di Universitas Ahmad Dahlan di Yogyakarta yang harus selalu berpakaian muslim tiap di kampus (baik ujian atau tidak), di kampus ini memang belum wajib jilbab, tapi saat ujian harus menggunakan atasan putih dan bawahan hitam. Dilihat sekilas jadi kayak akademi.

Sebagai pemegang SK dosen, saya berkewajiban mengajar, dan tentunya mengawas ujian. Tapi sayangnya tidak kali ini. Lebih tepatnya belum. Saya baru diterima saat pertengahan semester, jadi saya belum dapat jam mengajar. Lucunya, juga tidak dapat jam mengawas, padahal pengawasnya dianggap kurang. Mungkin jarang kelihatan di Fakultas, saya jadi terlupakan. Hihi. Selama ini saya banyak menghabiskan waktu di salah satu unit kampus, karena tidak sibuk, saya diperbantukan di unit tersebut. Sebenarnya bisa sih minta, tapi saya tak mau. Kalau boleh memilih, saya memilih untuk tidak jadi pengawas (lagi). Kenapa?

(lagi), kata yang saya gunakan untuk menyatakan bahwa saya pernah jadi pengawas ujian. Mungkin levelnya agak beda, karena waktu itu saya mengawas ujian di salah satu SMK Negeri di Bengkulu. Kau tau apa yang terjadi kawan? Saya tidak nyaman menjadi pengawas. Seperti neraka mental bagi saya. Rahasia umum memang ujian bukan hanya uji kemampuan teori, tapi juga uji tip intrik mencontek. Dan rahasia umum juga, sebagian pengawas tau dan lebih mendiamkan, ntah atas dasar apa. Saya tipe yang tidak bisa untuk tidak peduli kegiatan contek-mencontek ini, tapi saya juga tidak mau ribut. Mengutip ucapan bang Gayus di TV, yang berita korupsinya lagi top, “Saya memang bukan orang baik, tapi saya juga bukan penjahat.” Bolehlah saya mengamati dan memodifikasi sedikit, “Saya memang bukan orang baik, tapi paling tidak saya berusaha untuk itu.” Daripada saya terbebani dengan pertentangan hati, lebih baik untuk sekarang saya tidak jadi pengawas dulu. Setidaknya sampai mental saya siap.

14 Januari 2011. Merenungkan pengawas ujian. Dosakah bila kita diam? Dosakah bila kita tak diam? Coba memahami.

0 komentar:

Posting Komentar

katokito.blogspot.com