Sudah.. Sudah Pernah..

Sabtu, 29 Januari 2011

Jaman ng-kost semasa kuliah jadi potongan penting kehidupanku yang sulit terlupakan.

Terngiang, terkenang, terkesan.

Kisah unik bersama Mas Dwi, anak Pak Sis, anak bapak kost di Warungboto UH IV/979. Selalu menolak penawaran dengan kata weis (Jawa, artinya: sudah).

“Mari makan, Mas.”

“Sudah… ”

“Ke burjo yuuk. Sogeman, Mas.” Burjo, Bubur Kacang Ijo, warung makan murah, identik dengan menu bubur kacang ijo; ada menu lain juga semacam mie rebus, nasi goreng, nasi telor, dll; tempat nongkrong nangkring cah-cah kost. Sogeman, Minum Sogem bareng. Sogem (Soda Gembira), sebutan minuman soda dicampur susu, sirup, es batu.

“Sudah… ”

“Main kartu?”

“Sudah… ”

“Ngantuk. Tidur dulu, Mas.”

“Sudah… ”

Cuma mancing sama badminton aja yang menarik baginya. Taukah kau kawan apa yang mas Dwi maksud dengan “sudah… ”? Sudah yang menggantung, masih disambung dengan kata “pernah”.

“Mari makan, Mas.”

“Sudah… sudah pernah.”

J

29 Januari 2011. Pelajaran baru. Ternyata ada cara menolak seperti ini.

3 komentar:

  1. RIo Saputra mengatakan...:

    Sering-Sering Aja nginap mas, Biar Masa Lalunya Bisa Di tulis..he

  1. Anonim mengatakan...:

    sebenarnya ungkpan yg lebih halus lagi bukan uwis, tapi sampun atau mpun... :D

  1. afadin mengatakan...:

    @Rio : Wah, bisa aja merayu. Ya deh, kapan2 saya nginap lagi. Terimakasih ya, saya malah gak enak jadi ngerepotin.
    @AhmadFi : iya. maksud saya bukan penggunaan bahasanya, tapi cara menyampaikan penolakannya yang halus. Biasanya kan orang menolak dengan 'tidak usah' atau 'gak mau', dia (mas Dwi) malah menolak dengan kata 'sudah', dengan maksud sudah pernah. Terimakasih. :)

Posting Komentar

katokito.blogspot.com